3 Perusahaan RI Ini Siap Jual Listrik ke Singapura – CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia – Tiga perusahaan Indonesia siap menjual listrik ke negara tetangga, yakni Singapura. Ketiga perusahaan RI tersebut yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Kesiapan ekspor listrik oleh ketiga perusahaan energi RI tersebut ditandai dengan ditandatanganinya Letter of Intent (LoI) antara konsorsium ketiga perusahaan RI tersebut yakni konsorsium Pacific Medco Solar Energy, PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), dan PT Energi Baru TBS (TBS) dengan produsen panel surya dan Battery Energy Storage System (BESS), yakni Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd (Seraphim), LONGi Solar technology Co Ltd, IDN Solar, Huawei Tech Investment, dan Sungrow Power Supply Co Ltd, pada acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Jumat (08/09/2023) lalu.
LoI ini merupakan kelanjutan dari MoU yang dilakukan di Singapura, Kamis (16/03/2023) lalu. MoU pada Maret 2023 lalu mengenai pengembangan energi baru terbarukan (EBT), dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin menyampaikan LoI ini menjadi bukti komitmen kedua negara perluas sumber energi terbarukan.
Dia mengatakan, energi terbarukan merupakan landasan masa depan yang lebih hijau, dan kemitraan ini akan menjadi model pembangunan berkelanjutan dan kerja sama di kawasan.
Dengan adanya kerja sama tersebut, industri energi terbarukan dalam negeri dapat didorong untuk berkembang lebih pesat. Hal ini akan menciptakan lapangan kerja di sektor energi terbarukan, merangsang industri lokal, dan menarik investasi asing.
“Kita juga akan menyaksikan komitmen dari konsorsium pemain energi, serta produsen peralatan Solar PV dan BESS untuk mempercepat pengembangan rantai nilai energi terbarukan di Indonesia,” tutur Rachmat.
Seperti diketahui, pada Jumat (08/09/2023) lalu juga telah ditandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif dan Second Minister for Trade and Industry Singapura, Tan See Leng, di Kantor Kementerian ESDM.
MoU ini berisi kesepakatan terkait kerja sama energi rendah karbon dan intekoneksi listrik lintas batas antara Indonesia dan Singapura. Singapura diperkirakan butuh impor listrik sekitar 2 Giga Watt (GW) dari Indonesia atau separuh dari total kebutuhan impor mereka hingga 2035.
Rachmat Kaimuddin juga mengungkapkan Singapura membutuhkan impor listrik sebesar 4 Giga Watt (GW) hingga 2035. Adapun pasokan dari Indonesia setidaknya dibutuhkan hingga 50% dari kebutuhan impor tersebut, yakni sebesar 2 GW.
“Yang kita dengar bahwa saat ini Singapura itu sampai 2035 memproyeksikan akan membeli 4 GW AC green electricity yang datang dari solar (pembangkit surya), itu berarti Giga Watt peaknya dikali 6 dan Indonesia saat ini sudah dapat approval alokasi dari Indonesia sekitar 50%,” ungkapnya.
Selain itu, Rachmat menjelaskan bahwa Indonesia diperkirakan akan mulai melakukan ekspor listrik ke Singapura pada tahun 2026 hingga 2027 mendatang.
“Untuk tahunnya itu bisa jadi pada saat mulai mungkin pada saat 2026-2027 ya mulainya,” tambahnya.

source


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *