DONGGALA, MERCUSUAR – Lima tahun berlalu, penyintas gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala masih banyak yang belum memiliki hunian tetap (huntap). Masyarakat hingga kini tinggal di hunian sementara (huntara).
Proses pembangunan hunian bagi penyintas bencana di Desa Tompe saat ini sedang berlangsung. Di mana Pemerintah Kabupaten Donggala tengah sudah membangun 288 unit hunian tetap bagi penyintas bencana, dari 302 unit rumah yang direncanakan.
Sedangkan 14 unit hunian tetap yang belum terbangun dikarenakan memerlukan lahan baru untuk membangun kekurangan hunian itu.
Belum tuntasnya pembangunan itu, karena adanya isu bakal adanya aksi solidaritas percepatan pembangunan hunian tetap (huntap). Isu tersebut juga ditepis sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda di wilayah tersebut.
’’Memang sempat ada terdengar isu tersebut. Tapi sampai hari ini tidak terjadi,’’ ujar tokoh Pemuda Tompe, Ali Akbar di dampingi rekannya Riswan, Senin (9/10/2023).
Namun Ali berharap agar pembangunan hunian tetap di Desa Tompe bisa segera tuntas sehingga masyarakat penyintas bencana dapat menempati hunian baru tersebut dan meninggalkan hunian sementara.
Pemerintah Kabupaten Donggala dikabarkan telah menyiapkan dana bagi pembelian lahan baru untuk membangun 14 unit huntap. Terdapat lokasi baru penambahan yang terletak di Dusun 1 Desa Tompe dengan pemilik lokasi yang siap untuk menjual lahannya antara lain Untung Purnama, Daengsima dan Mukran. IKI/*
TACB Donggala Protes Penetapan Sepihak Cagar Budaya Oleh Pemkab Donggala
Nelayan Sindue Tombusabora Ikuti Sekolah Lapang
Lestarikan Kekayaan Kebudayaan Desa Towale, Srikandi Ganjar Gelar Pelatihan Menenun Bareng Warga
Srikandi Ganjar Gelar Pelatihan Menenun Bareng Warga Desa Towale
Sekdis Dikbud Donggala: Jangan Malu Gunakan Bahasa Ibu
Jaga Kelestarian Bahasa Daerah, Disdikbud Donggala Gelar Festival Bahasa Ibu
Leave a Reply