PEKANBARU, Berita Merdeka Online – Rencana pembangunan Rempang Eco City yang masuk dalam program strategis nasional mengancam keberadaan 16 kampung adat di Rempang Galang, Kepulauan Riau. Sebagian masyarakat adat menolak direlokasi imbas proyek ini karena khawatir kehilangan ruang hidupnya. Sementara, BP Batam mengatakan proyek ini demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Sebagain bentuk solidaritas khsusunya sesama bangsa Melayu, DPP Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) Riau, Kepri dan Sumut menggelar aksi mendukung upaya warga 16 kampung adat untuk menolak penggusuran kampung adat yang telah ada sejak lama, Rabu (6/9/2023) di depan gedung DPRD Riau di Pekanbaru.
Tampak hadir Panglima Pucuk LLMB, Dt. Ismail Amir, tokoh perempuan Riau, Azlaini Agus, Sekjen LLMB, Dt. Jufrizal yang juga calon anggoda DPD RI, Panglima Tengah Kota Pekanbaru Dt. Uzer, Panglima Tengah Kota Dumai, Datin Nita, sejumlah panglima mudan dan palnglima kecik serta ratusan laskar LLMB.
Dalam aksi damai tersebut, Dt. Ismail Amir menegaskan kalau rencana relokasi ataupun penggusuran warga di Rempang Galang membuat LLMB merasa tersakiti dan terdzolimi, kebijakan ini menurutnya sangat disayangkan sekali karena bisa menghilangkan sejarah kampung adat yang ada di sana.
“Aksi ini merupakan solidaritas untuk mensuport kawan-kawan di Pulau Rempang Kota Batam. Relokasi itu, akan menggusur warga melayu Kampung Tua dan akan menghilangkan sejarah serta adat istiadat Melayu nantinya,” tegasnya.
LLMB dan masyarakat melayu menurutnya tidak pernah menolak yang namanya pembangunan, taoi jangan tidak merusak tatanan yang ada apalagi sampai mengakibatkan sejarah sampai hilang. Bahkan kabarnya ganti ruginya juga tidak memadai.
“Kita ikut merasakan apa yang dirasakan saudara kita disana. Tanpa disebut suku yang mana, namun kita ini Bangsa Melayu, ketika dicubit satu sakit semua, tergores satu luka semua,” tambahnya.
Lebih lanjut, Datuk Pucuk Ismail Amir menegaskan, jika memang masyarakat di Pulau Rempang membutuhkan, DPP LLMB siap turun pakai kapal ke Batam untuk mendukung perjuangan masyarakat Pulau Rempang.
Dukungan yang sama juga disampaikan oleh Tokoh Perempuan Riau, Azlaini Agus, dia menegaskan ini bagian dari aksi solidaritas sesama warga Melayu yang berada di Barelang Batam yang tidak menyetujui apalagi tempat relokasi tersebut adalah kampung tua penduduk asli Barelang Batam.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Hardianto SE MM yang menyambut kehadiran massa LLMB mengatakan rasa solidaritas yang ditunjukkan oleh LLMB ini merupakan satu bentuk satu rumpun yang harus kita tegakkan.
“Apa yang kita ditunjukkan harus diperjuangkan mengenai relokasi yang dicanangkan oleh pemerintah Bantam pada dasarnya adalah untuk menunjang perekonomian warga setempat, itu yang kami tahu setelah membaca dari beberapa media dan komunikasi dengan DPRD disana, untuk dari itu mengenai aspirasi dari solidaritas LLMB ini akan kami tampung dan kami komunikasikan dengan pemerintah setempat,” ujarnya.
Usai melakukan aksi damai, massa pun membubarkan diri dengan tertib.
Sebagai catatan, Rempang Eco City adalah proyek menjadikan sepenuhnya Pulau Rempang dan sebagian Pulau Galang dan Subangmas sebagai kawasan industri, perdagangan dan wisata yang terintegrasi sebagai upaya pemerintah mendorong peningkatan daya saing Indonesia dari Singapura dan Malaysia. Akhir bulan lalu, Rempang Eco City baru saja ditetapkan sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN). Masyarakat adat yang terdampak proyek Rempang Eco City diperkirakan antara 7.000 – 10.000 jiwa.
Warga Rempang dan Galang terdiri dari Suku Melayu, Suku Orang Laut dan Suku Orang Darat, telah bermukim di pulau setidaknya lebih dari satu abad lalu atau diperkirakan sudah ada sejak tahun 1834 silam di bawah kerajaan Riau Lingga. (RIFKHI)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.
Masalah Rempang Di Kepri, LLMB Riau Gelar Aksi Dukung … – berita merdeka online
by
Tags:
Leave a Reply